Teknologi Informasi berperan penting dalam memperbaiki kualitas suatu Instansi. Penggunaannya tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses organisasi yang terjadi akan efisien, terukur, dan fleksibel.
Bahkan dewasa ini perkembangan Teknologi Informasi mulai mendapat sambutan positif dari masyarakat. Perkembangannya tidak hanya disambut dan dinikmati oleh kalangan bisnis maupun pemerintah saja, tetapi juga mulai merambah dalam dunia pendidikan. karena ketersediaan informasi yang terintegrasi makin penting dalam mendukung upaya menciptakan generasi penerus bangsa yang kompetitif.
Contoh di dunia pendidikan sendiri yang dianggap sebagai ‘budaya’ yaitu
TITIP ABSEN. Sekolah maupun perguruan tinggi pastinya sudah menerapkan
budaya tersebut. Bagaimana tidak, dengan berbagai alasan yang dicerca
para murid maupun mahasiswa, mereka menitipkan absen kepada temannya.
Seakan mereka seperti tidak memiliki rasa bersalah. Hal kecil yang
dilakukan berulang-ulang ini, tentunya melunturkan karakter bangsa
terutama remaja sendiri. Bagaimana bisa membangun negara, jika karakter
penerus bangsanya seperti itu?
Terus apa solusinya? Teknologi finger print scanner bisa menjadi salah satu solusinya. Teknologi finger print scanner di Indonesia biasanya digunakan untuk absensi pegawai di instansi pemerintahan maupun perusahaan.
Cara menggunakannya cukup mudah dan tidak perlu antrian panjang saat
pengambilan absen. Hanya menempelkan salah satu jari (biasanya jempol)
pada hardware finger print scanner (tidak perlu memasukkan nomor PIN), maka secara otomatis akan masuk pada laporan kehadiran.
Penerapannya dalam dunia pendidikan bisa seperti ini. Untuk sekolah, hardware disediakan di tiap kelas. Absensi dilakukan tiap awal masuk sekolah pada pagi hari, saat pergantian jam pelajaran, dan saat pulang sekolah.
Pagi, saat bel masuk berdering, siswa masuk kelas masing-masing. Guru
yang berhak terlebih dahulu absen. Siswa baru setelahnya. Penerapan saat
ini dilakukan untuk menghindari kecurangan siswa hanya absen saja,
lalu pergi meninggalkan kelas. kecurangan ini bisa dideteksi dari waktu
absensinya. Absensi dilakukan kembali saat jam pelajaran tersebut
berakhir (dua kali absen dalam satu mata pelajaran).
Untuk penerapan di perguruan tinggi sendiri juga sama. Setiap ruangan hardware
sudah terpasang. Dosen melakukan absensi terlebih dahulu, setelah itu
baru mahasiswanya. Absennya juga dilakukan sebanyak dua kali, saat akan
kuliah dan saat kuliah berakhir.
Data kehadiran siswa, mahasiswa, guru, maupun dosen sendiri sudah otomatis tercantum dalam software data laporan kehadiran pada bagian akademik
Posting Komentar